"Setrika Ajaib"
Jam menunjukkan pukul delapan pagi. Terlihat seorang nenek tua sedang menyapu halaman depan rumah.
“Mbok Jumm!! Mana baju saya yang tadi Simbok setrika?” teriak seseorang dari dalam rumah. Nenek tua yang dipanggil Mbok Jum segera meletakkan sapunya. Kemudian Mbok Jum berlari tergesa-gesa masuk ke dalam rumah.
“Iya, Nyonya.” Mbok Jum berdiri di depan wanita yang berumuran sekitar tiga puluhan keatas. “Baju saya mana?” tanyanya lagi. Mbok Jum terlihat gelisah.
“A… anu, maaf, Nyonya, bajunya belum saya setrika. Saya nggak tahu kalau harus nyetrika baju Nyonya tadi.”
“Mbok Jum ini gimana! Kan dari tadi saya sudah bilang, ‘jangan lupa setrika baju putih saya’. Pokoknya saya nggak mau tahu, Mbok Jum harus setrika sekarang! Cepet!” wanita itu berlalu meninggalkan Mbok Jum. Sedangkan Mbok Jum segera melaksanakan tugasnya.
Di tempat dimana Mbok Jum menyeterika bajunya, wanita itu datang menghampiri Mbok Jum. Memberikan satu keranjang penuh isi baju-baju kusut. “Nih, bonusnya. Makanya, lain kali tuh kerja yang bener!”
“Iya, Nyonya. Saya minta maaf.” Wanita tadi berdecak kesal. “Maaf-maaf, sekali lagi Simbok buat kesalahan, awas aja!” ancamnya. Kemudian wanita itu pergi meninggalkan Mbok Jum. Tetapi belum sempat dia keluar dari pintu, tangannya tidak sengaja menyenggol setrika panas.
“Arrrgghhh!!!" teriaknya kesakitan. Tangannya langsung membengkak. Wanita itu menatap marah Mbok Jum. “Mbok Jumm!! Maksudnya apa ini?! Mau balas dendam dengan saya?!” tanyanya marah. Mbok Jum menggeleng-geleng lemah. Dia juga tidak tahu kenapa setrikanya bisa mengenai tangan sang majikan.
Mbok Jum menatap setrika putih itu sekilas. Dia membelalakkan matanya. Setrika itu bergerak sendiri. Apa Mbok Jum salah lihat? Tapi mana mungkin!
“Mbok! Malah bengong lagi! Sekarang carikan saya obat! Cepet!” wanita itu keluar terlebih dahulu. Mbok Jum masih bisa mendengar wanita itu mengeluh.
Sekali lagi Mbok Jum mengamati setrika itu. Dicopotnya kabel setrika dari stop kontak. Aneh, pikirnya. Padahal jelas sekali Mbok Jum melihat setrika itu bergerak sendiri. Tapi sekarang, setrika itu terlihat biasa saja. Ah, sudahlah. Lupakan saja. Mbok Jum segera keluar, mengambil obat P3K di dapur.
Selepas Mbok Jum pergi, tanpa disadari siapapun, setrika itu kembali bergerak. Mulai menyeterika baju yang ada didalam keranjang. Aneh bin ajaib. Tidak mungkin ada kekuatan sihir pada setrika itu, namun nyatanya, setrika itu bisa bergerak sendiri.
Mbok Jum kembali bekerja. Dia kembali ke tempatnya untuk menyeterika tadi. Langkah kaki Mbok Jum terhenti. Bola mata tuanya membesar. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali dengan cepat, lantas mengucek-uceknya. Apa yang terjadi? Bagaimana bisa semua pakaian sudah terlipat rapi didalam keranjang? Tidak mungkin majikannya yang melakukan. Tidak mungkin pula Mbok Jum yang melakukan.
Pandangan Mbok Jum kembali tertuju pada setrika putih itu. Aneh, pikirnya. Setrika itu masih diam ditempatnya tadi. Apa setrika ini yang melakukannya? Tapi bagaimana mungkin? Tidak mungkn setrika ini memiliki kekuatan magis. Mbok Jum terpengkur.
Komentar